Ketika berbisnis pasti kita pernah mengalami kegagalan. Kegagalan
tidak mengenal apakah kamu seorang pemula ataupun kamu seorang pebisnis handal.
Tidak ada kesuksesan tanpa melalui kegagalan. Kegagalan merupakan awal dari
kesuksesan, namun bagaimana cara kita mencapai kesuksesan disaat kita mengalami
kegagalan ?
Cara menghadapi
kegagalan dalam berbisnis adalah sebagai berikut :
1. Berpikir Positif
Hal ini sangat penting dan akan menjadi pondasi dari cara
anda menghadapi sebuah kegagalan. Pemikiran yang positif harus tetap terjaga saat anda
sedang mengalami kegagalan yang cukup berat. Dengan selalu berpikir positif,
maka anda akan mempunyai kesempatan untuk menemukan jalan keluar dari masalah
kegagalan. Memang tidak ada yang menyenangkan dari sebuah kegagalan. Namun jika
anda mengakui kegagalan sebagai buah dari kesalahan yang dilakukan sendiri, ini
akan lebih memudahkan anda untuk mendapatkan solusi.
2. Mencari Penyebab
Kegagalan
Dengan kondisi pikiran yang lebih jernih dan terbuka,
coba cari akar masalah
atau penyebab utama dari kegagalan dari usaha yang anda jalani. Cari dan
temukan sumber utama di lapisan terdalam, bukan hanya yang ada di lapisan
terluar. Pada umumnya, sumber kegagalan bisa berasal dari faktor internal
maupun eksternal. Faktor internal seperti manajemen yang buruk atau tenaga
kerja yang kurang kompeten. Sementara faktor eksternal bisa karena persaingan
yang semakin ketat atau pihak suplier yang tidak bisa konsisten mengirimkan
pesanan. Buat daftar dari hal-hal yang selama ini tidak berjalan dengan
semestinya. Sehingga anda tahu dengan pasti apa saja yang harus ditingkatkan
atau diperbaiki.
3. Lakukan Evaluasi
Setelah mengetahui apa saja yang menjadi penyebab dari
kegagalan usaha anda, maka tiba saatnya untuk melakukan evaluasi. Kenapa
hal-hal tersebut bisa menyebabkan kegagalan? Adakah faktor lain yang mendukung
terjadinya kegagalan tersebut? Buatlah skala prioritas dalam melakukan
evaluasi. Lihat faktor-faktor apa saja yang harus segera dilakukan evaluasi dan
faktor mana yang mungkin bisa diundur penyelesaiannya. Skala prioritas ini akan
lebih memudahkan anda untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap permasalahan
yang dihadapi. Sebaiknya anda jangan melakukan evaluasi dalam kondisi pikiran
penuh. Tenangkan pikiran sebelum anda mulai mengevaluasi. Menyelesaikan masalah
dalam kondisi pikiran penuh hanya akan memicu stres.
Karena itu ada baiknya anda menenangkan diri sejenak. Sehingga pikiran dan hati
anda lebih rileks dan siap menghadapi tantangan berikutnya dalam menyelesaikan
kegagalan.
4. Mencari Peluang Baru
Mencari peluang baru di sini adalah cara untuk
menyelesaikan kegagalan dan mendapatkan jalan untuk berkembang ke arah yang
lebih baik. Anda bisa tetap berkutat untuk memperbaiki kesalahan yang telah
dilakukan. Bisa juga mencari jalan baru yang mungkin tidak ada kaitannya dengan
masalah atau kesalahan yang terjadi. Jadi, setelah melakukan evaluasi anda akan
tahu apakah usaha yang dijalani masih bisa dilanjutkan atau tidak. Kalau
dinilai masih layak, segera lakukan perbaikan dan pantau terus jangan sampai
mengulang kesalahan yang sama. Jika memang dinilai sudah tidak layak
diteruskan, anda bisa mencoba mencari peruntungan baru dari usaha yang lain.
Bukan mustahil, di usaha yang baru tersebut kesuksesan akan anda dapatkan.
5. Membuat Perencanaan
yang Matang
Inilah sisi positif dari sebuah kegagalan. Anda akan tahu
bahwa apa yang anda rencanakan sebelumnya ternyata tidak bisa diterapkan dalam
usaha anda. Dengan demikian, anda pun bisa membuat rencana yang jauh lebih
matang untuk usaha yang sama. Untuk menghadapi kegagalan dalam berwirausaha
memang dibutuhkan perencanaan yang matang. Anda bisa memulainya dengan melihat
poin-poin penyebab kegagalan. Kemudian dikembangkan untuk menjadi sebuah
kerangka rencana berikutnya. Buat rencana sedetail dan sematang mungkin.
Usahakan tidak ada kesempatan bagi kegagalan untuk mengganggu rencana tersebut.
Anda bisa mengantisipasinya jika mengetahui persis apa yang menjadi penyebab
kegagalan dan kemudian melakukan evaluasi secara menyeluruh.
6. Fokus pada Target
Dalam membuat rencana pasti akan ada target yang ingin
dicapai bukan? Karena itu, usahakan anda selalu fokus pada target tersebut. Selalu
bayangkan target ini setiap kali anda menjalani usaha agar menjadi penyemangat
sekaligus penjaga agar anda tidak melenceng dari jalan yang harus ditempuh. Karena,
dalam banyak kasus kegagalan berwirausaha, rencana yang sudah disusun
sedemikian matang tidak bisa berjalan dengan baik karena fokus yang kurang dari
para pelaku usaha. Jika ini yang terjadi maka anda hanya akan kembali merasakan
kegagalan. Karena itu, fokus pada target dan berupaya semaksimal mungkin untuk
mencapai target yang diinginkan tersebut.
7. Kenali Potensi
Saat mulai menjalani rencana baru dari usaha anda, selalu
buka mata dan telinga dari potensi-potensi baru yang muncul. Baik itu
potensi untuk mengembangkan usaha lebih besar, juga potensi gangguan yang bisa
membuat rencana anda tak bisa berjalan dengan baik. Mengenali potensi yang akan
muncul menjadi cara yang tepat untuk menghadapi kegagalan dalam berwirausaha.
Sehingga anda bisa melakukan antisipasi lebih dini agar potensi negatif yang
muncul tidak menjadi gangguan besar dari rencana anda. Untuk potensi positif
yang anda temui, jadikan hal ini sebagai sebuah jalan untuk melakukan inovasi. Selama
inovasi yang dilakukan bisa memberi dampak positif terhadap rencana yang sudah
dibuat, anda bisa terus memasukkan beragam potensi positif tersebut.
8. Dapatkan Motivasi
Baru
Kegagalan bukanlah hal yang harus terus disesali. Justru
kegagalan harus dijadikan motivasi baru untuk meraih kesuksesan. Karena itu, jangan biarkan
diri anda berlama-lama dilenakan oleh kegagalan. Kegagalan bukanlah sesuatu
yang harus ditakuti, tapi harus dihadapi. Selalu belajar dari kesalahan menjadi
kunci anda dalam menjaga sikap setiap menemui kegagalan. Ketika anda
menunjukkan semangat pantang menyerah, maka kesuksesan pasti sudah menunggu anda
di ujung jalan. Ingat, kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Jadi, jangan
biarkan diri anda terlarut dalam kegagalan. Segera bangkit untuk mencapai
impian menjadi seorang pengusaha sukses.
Lalu apa yang menjadi penyebab
kegagalan berbisnis ?
1. Tidak Ada Perencanaan
Berkali-kali ikut seminar bisnis atau membaca profil
pengusaha sukses sering memdorong kita ikut memulai bisnis sendiri. Tak ada
yang salah dengan semangat tersebut. Tapi menjalankan bisnis hanya bermodal
semangat, salah-salah akan berujung pada kebangkrutan. Untuk menghindari
kebangkrutan, selalu dampingi semangat menggebu tersebut dengan perencanaan
matang. Tentukan dulu visi, misi, dan tujuan bisnis yang akan anda geluti.
Termasuk menggali informasi lebih banyak tentang seluk beluk bisnis tersebut,
bagaimana dan di mana membeli bahan bakunya, siapa saja yang akan menjadi
konsumen, serta di mana dan bagaimana memasarkannya. Intinya, bila ingin usaha
bertahan jangan memulai usaha sebelum anda melakukan survei pasar.
2. Tidak Melakukan Riset
pasar
Ketika menjalankan sebuah bisnis mencari tahu kondisi
pasar atau melakukan riset pasar adalah salah satu persiapan yang wajib
dilakukan oleh pengusaha. Dengan melakukan riset pasar kita akan tahu tentang
bagaimana produk di pasaran atau bagaimana respon masyarakat
tentang produk anda. Anda tidak mau kan menjual produk gagal? Oleh karena itu,
lakukan lah riset pasar. Riset pasar bisa dilakukan dengan memantau
perkembangan masyarakat melalui berita di media-media atau meminta ahli riset
pasar untuk melakukannya.
3. Pemasaran yang Lemah
Di awal usaha, anda akan tergoda untuk memproduksi sebanyak-banyaknya
produk agar segera mencicip keuntungan berlipat. Tidak jadi salah jika memang dilakukan,
namun anda harus tahu bagaimana cara memasarkan produk tersebut. Jelilah
memanfaatkan setiap kesempatan untuk mempromosikan produk anda. Ada banyak cara
yang bisa digunakan untuk mempromosikan produk pada calon konsumen, seperti
melalui media sosial. Namun, jangan melupakan etika dalam memasarkan suatu
produk.
4. Manajemen yang Buruk
Bukan berarti kita harus memiliki latar belakang
manajemen atau akuntansi untuk menjadi pebisnis sukses. Kita bisa belajar
membuat arsip dan catatan yang baik setiap transaksi yang terjadi. Tak ada
salahnya juga bila anda membuat catatan rinci seputar tahapan apa saja yang
sudah dilakukan. Dengan pencatatan yang baik, kita bisa mengevaluasi, apakah
bisnis yang sudah berjalan semakin dekat dengan keuntungan berlipat atau justru
ancaman jurang kebangkrutan.
5. Rendahnya
Pengetahuan Tentang Pengelolaan Keuangan
Salah satu inti dari mengelola sebuah bisnis adalah
mengelola keuangan perusahaan agar roda bisnis dapat terus berjalan. Pencatatan
dan pembukuan setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan hingga melahirkan
laporan keuangan perusahaan adalah usaha pengelolaan keuangan. Dengan
mengetahui laporan seorang pengusaha dapat mengambil keputusan yang tepat untuk
mengelola keuangan dan menjalankan roda bisnisnya. Oleh karena itu, pengusaha
harus memiliki setidaknya pengetahuan dasar tentang mengelola keuangan. Belajar
dari internet secara otodidak atau dari praktisi akuntan jika mampu.
6. Pegawai Tak Terkendali
Banyak pengusaha sukses yang memulai usahanya dengan
menjalankan sendiri bisnisnya. Mereka baru merekrut pegawai ketika bisnis sudah
berkembang. Jangan buru-buru merekrut pegawai bila belum membutuhkannya.
Sebaiknya, rekrut pegawai hanya ketika bisnis sudah berkembang pesat dan anda
sudah merumuskan job description bagi calon pegawai anda. Tak perlu dalam
jumlah banyak, cukup rekrut sesuai yang anda butuhkan. Pastikan juga bahwa
orang yang direkrut memenuhi kriteria.
7. Tidak Dapat Merespon
Feedback dengan Baik
Ketika anda sukses menjual sebuah produk, bukan berarti
anda sudah berhasil melakukan kegiatan bisnis. Justru setelah produk kita
terjual lah tantangan besar dimulai. Ketika masyarakat sudah mulai menggunakan
produk tentunya ada feedback yang didapatkan. Feedback tersebut bisa berupa
komentar, saran dan bahkan kritik yang bisa saja membangun atau malah
menjatuhkan produk tersebut. Dari feedback ini harusnya anda dapat mengambil
pelajaran tentang pengembangan produk seperti apa yang diinginkan masyarakat.
Sehingga ke depannya produk anda semakin diterima masyarakat. Namun jika anda
tidak dapat merespon feedback ini dengan baik, maka siap-siap saja produk anda
ditinggalkan oleh pembeli.
Sumber ( dengan
perubahan ) :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar