Selasa, 17 Oktober 2017

Ketika Bisnis Kita Mengalami Kegagalan, Apa yang Perlu Kita Lakukan ?

Ketika berbisnis pasti kita pernah mengalami kegagalan. Kegagalan tidak mengenal apakah kamu seorang pemula ataupun kamu seorang pebisnis handal. Tidak ada kesuksesan tanpa melalui kegagalan. Kegagalan merupakan awal dari kesuksesan, namun bagaimana cara kita mencapai kesuksesan disaat kita mengalami kegagalan ?

Cara menghadapi kegagalan dalam berbisnis adalah sebagai berikut :

1. Berpikir Positif
            Hal ini sangat penting dan akan menjadi pondasi dari cara anda menghadapi sebuah kegagalan. Pemikiran yang positif harus tetap terjaga saat anda sedang mengalami kegagalan yang cukup berat. Dengan selalu berpikir positif, maka anda akan mempunyai kesempatan untuk menemukan jalan keluar dari masalah kegagalan. Memang tidak ada yang menyenangkan dari sebuah kegagalan. Namun jika anda mengakui kegagalan sebagai buah dari kesalahan yang dilakukan sendiri, ini akan lebih memudahkan anda untuk mendapatkan solusi.

2. Mencari Penyebab Kegagalan
            Dengan kondisi pikiran yang lebih jernih dan terbuka, coba cari akar masalah atau penyebab utama dari kegagalan dari usaha yang anda jalani. Cari dan temukan sumber utama di lapisan terdalam, bukan hanya yang ada di lapisan terluar. Pada umumnya, sumber kegagalan bisa berasal dari faktor internal maupun eksternal. Faktor internal seperti manajemen yang buruk atau tenaga kerja yang kurang kompeten. Sementara faktor eksternal bisa karena persaingan yang semakin ketat atau pihak suplier yang tidak bisa konsisten mengirimkan pesanan. Buat daftar dari hal-hal yang selama ini tidak berjalan dengan semestinya. Sehingga anda tahu dengan pasti apa saja yang harus ditingkatkan atau diperbaiki.

3. Lakukan Evaluasi
            Setelah mengetahui apa saja yang menjadi penyebab dari kegagalan usaha anda, maka tiba saatnya untuk melakukan evaluasi. Kenapa hal-hal tersebut bisa menyebabkan kegagalan? Adakah faktor lain yang mendukung terjadinya kegagalan tersebut? Buatlah skala prioritas dalam melakukan evaluasi. Lihat faktor-faktor apa saja yang harus segera dilakukan evaluasi dan faktor mana yang mungkin bisa diundur penyelesaiannya. Skala prioritas ini akan lebih memudahkan anda untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap permasalahan yang dihadapi. Sebaiknya anda jangan melakukan evaluasi dalam kondisi pikiran penuh. Tenangkan pikiran sebelum anda mulai mengevaluasi. Menyelesaikan masalah dalam kondisi pikiran penuh hanya akan memicu stres. Karena itu ada baiknya anda menenangkan diri sejenak. Sehingga pikiran dan hati anda lebih rileks dan siap menghadapi tantangan berikutnya dalam menyelesaikan kegagalan.

4. Mencari Peluang Baru
            Mencari peluang baru di sini adalah cara untuk menyelesaikan kegagalan dan mendapatkan jalan untuk berkembang ke arah yang lebih baik. Anda bisa tetap berkutat untuk memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan. Bisa juga mencari jalan baru yang mungkin tidak ada kaitannya dengan masalah atau kesalahan yang terjadi. Jadi, setelah melakukan evaluasi anda akan tahu apakah usaha yang dijalani masih bisa dilanjutkan atau tidak. Kalau dinilai masih layak, segera lakukan perbaikan dan pantau terus jangan sampai mengulang kesalahan yang sama. Jika memang dinilai sudah tidak layak diteruskan, anda bisa mencoba mencari peruntungan baru dari usaha yang lain. Bukan mustahil, di usaha yang baru tersebut kesuksesan akan anda dapatkan.

5. Membuat Perencanaan yang Matang
            Inilah sisi positif dari sebuah kegagalan. Anda akan tahu bahwa apa yang anda rencanakan sebelumnya ternyata tidak bisa diterapkan dalam usaha anda. Dengan demikian, anda pun bisa membuat rencana yang jauh lebih matang untuk usaha yang sama. Untuk menghadapi kegagalan dalam berwirausaha memang dibutuhkan perencanaan yang matang. Anda bisa memulainya dengan melihat poin-poin penyebab kegagalan. Kemudian dikembangkan untuk menjadi sebuah kerangka rencana berikutnya. Buat rencana sedetail dan sematang mungkin. Usahakan tidak ada kesempatan bagi kegagalan untuk mengganggu rencana tersebut. Anda bisa mengantisipasinya jika mengetahui persis apa yang menjadi penyebab kegagalan dan kemudian melakukan evaluasi secara menyeluruh.

6. Fokus pada Target
            Dalam membuat rencana pasti akan ada target yang ingin dicapai bukan? Karena itu, usahakan anda selalu fokus pada target tersebut. Selalu bayangkan target ini setiap kali anda menjalani usaha agar menjadi penyemangat sekaligus penjaga agar anda tidak melenceng dari jalan yang harus ditempuh. Karena, dalam banyak kasus kegagalan berwirausaha, rencana yang sudah disusun sedemikian matang tidak bisa berjalan dengan baik karena fokus yang kurang dari para pelaku usaha. Jika ini yang terjadi maka anda hanya akan kembali merasakan kegagalan. Karena itu, fokus pada target dan berupaya semaksimal mungkin untuk mencapai target yang diinginkan tersebut.

7. Kenali Potensi
            Saat mulai menjalani rencana baru dari usaha anda, selalu buka mata dan telinga dari potensi-potensi baru yang muncul. Baik  itu potensi untuk mengembangkan usaha lebih besar, juga potensi gangguan yang bisa membuat rencana anda tak bisa berjalan dengan baik. Mengenali potensi yang akan muncul menjadi cara yang tepat untuk menghadapi kegagalan dalam berwirausaha. Sehingga anda bisa melakukan antisipasi lebih dini agar potensi negatif yang muncul tidak menjadi gangguan besar dari rencana anda. Untuk potensi positif yang anda temui, jadikan hal ini sebagai sebuah jalan untuk melakukan inovasi. Selama inovasi yang dilakukan bisa memberi dampak positif terhadap rencana yang sudah dibuat, anda bisa terus memasukkan beragam potensi positif tersebut.

8. Dapatkan Motivasi Baru
            Kegagalan bukanlah hal yang harus terus disesali. Justru kegagalan harus dijadikan motivasi baru untuk meraih kesuksesan. Karena itu, jangan biarkan diri anda berlama-lama dilenakan oleh kegagalan. Kegagalan bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, tapi harus dihadapi. Selalu belajar dari kesalahan menjadi kunci anda dalam menjaga sikap setiap menemui kegagalan. Ketika anda menunjukkan semangat pantang menyerah, maka kesuksesan pasti sudah menunggu anda di ujung jalan. Ingat, kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Jadi, jangan biarkan diri anda terlarut dalam kegagalan. Segera bangkit untuk mencapai impian menjadi seorang pengusaha sukses.

Lalu apa yang menjadi penyebab kegagalan berbisnis ?

1. Tidak Ada Perencanaan
            Berkali-kali ikut seminar bisnis atau membaca profil pengusaha sukses sering memdorong kita ikut memulai bisnis sendiri. Tak ada yang salah dengan semangat tersebut. Tapi menjalankan bisnis hanya bermodal semangat, salah-salah akan berujung pada kebangkrutan. Untuk menghindari kebangkrutan, selalu dampingi semangat menggebu tersebut dengan perencanaan matang. Tentukan dulu visi, misi, dan tujuan bisnis yang akan anda geluti. Termasuk menggali informasi lebih banyak tentang seluk beluk bisnis tersebut, bagaimana dan di mana membeli bahan bakunya, siapa saja yang akan menjadi konsumen, serta di mana dan bagaimana memasarkannya. Intinya, bila ingin usaha bertahan jangan memulai usaha sebelum anda melakukan survei pasar.

2. Tidak Melakukan Riset pasar
            Ketika menjalankan sebuah bisnis mencari tahu kondisi pasar atau melakukan riset pasar adalah salah satu persiapan yang wajib dilakukan oleh pengusaha. Dengan melakukan riset pasar kita akan tahu tentang bagaimana produk di pasaran atau bagaimana respon masyarakat tentang produk anda. Anda tidak mau kan menjual produk gagal? Oleh karena itu, lakukan lah riset pasar. Riset pasar bisa dilakukan dengan memantau perkembangan masyarakat melalui berita di media-media atau meminta ahli riset pasar untuk melakukannya.

3. Pemasaran yang Lemah
            Di awal usaha, anda akan tergoda untuk memproduksi sebanyak-banyaknya produk agar segera mencicip keuntungan berlipat. Tidak jadi salah jika memang dilakukan, namun anda harus tahu bagaimana cara memasarkan produk tersebut. Jelilah memanfaatkan setiap kesempatan untuk mempromosikan produk anda. Ada banyak cara yang bisa digunakan untuk mempromosikan produk pada calon konsumen, seperti melalui media sosial. Namun, jangan melupakan etika dalam memasarkan suatu produk.

4. Manajemen yang Buruk
            Bukan berarti kita harus memiliki latar belakang manajemen atau akuntansi untuk menjadi pebisnis sukses. Kita bisa belajar membuat arsip dan catatan yang baik setiap transaksi yang terjadi. Tak ada salahnya juga bila anda membuat catatan rinci seputar tahapan apa saja yang sudah dilakukan. Dengan pencatatan yang baik, kita bisa mengevaluasi, apakah bisnis yang sudah berjalan semakin dekat dengan keuntungan berlipat atau justru ancaman jurang kebangkrutan.

5. Rendahnya Pengetahuan Tentang Pengelolaan Keuangan
            Salah satu inti dari mengelola sebuah bisnis adalah mengelola keuangan perusahaan agar roda bisnis dapat terus berjalan. Pencatatan dan pembukuan setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan hingga melahirkan laporan keuangan perusahaan adalah usaha pengelolaan keuangan. Dengan mengetahui laporan seorang pengusaha dapat mengambil keputusan yang tepat untuk mengelola keuangan dan menjalankan roda bisnisnya. Oleh karena itu, pengusaha harus memiliki setidaknya pengetahuan dasar tentang mengelola keuangan. Belajar dari internet secara otodidak atau dari praktisi akuntan jika mampu.

6. Pegawai Tak Terkendali
            Banyak pengusaha sukses yang memulai usahanya dengan menjalankan sendiri bisnisnya. Mereka baru merekrut pegawai ketika bisnis sudah berkembang. Jangan buru-buru merekrut pegawai bila belum membutuhkannya. Sebaiknya, rekrut pegawai hanya ketika bisnis sudah berkembang pesat dan anda sudah merumuskan job description bagi calon pegawai anda. Tak perlu dalam jumlah banyak, cukup rekrut sesuai yang anda butuhkan. Pastikan juga bahwa orang yang direkrut memenuhi kriteria.

7. Tidak Dapat Merespon Feedback dengan Baik
            Ketika anda sukses menjual sebuah produk, bukan berarti anda sudah berhasil melakukan kegiatan bisnis. Justru setelah produk kita terjual lah tantangan besar dimulai. Ketika masyarakat sudah mulai menggunakan produk tentunya ada feedback yang didapatkan. Feedback tersebut bisa berupa komentar, saran dan bahkan kritik yang bisa saja membangun atau malah menjatuhkan produk tersebut. Dari feedback ini harusnya anda dapat mengambil pelajaran tentang pengembangan produk seperti apa yang diinginkan masyarakat. Sehingga ke depannya produk anda semakin diterima masyarakat. Namun jika anda tidak dapat merespon feedback ini dengan baik, maka siap-siap saja produk anda ditinggalkan oleh pembeli.



Sumber ( dengan perubahan ) :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar